Tutorial Skenario 2
Blok 17 Keluhan Urologi
TAMBAH GEMUK
Seorang
anak laki-laki, 7 tahun dibawa ayahnya ke poli anak sebuah rumah sakit karena
edema generalisata. Keluhan ini sudah muncul sejak 3 hari yang lalu. Sebulan
yang lalu kelopak mata anak tersebut mengalami pembengkakan. Semakin lama
keluhan bengkak semakin parah. Anak kadang-kadang mengeluhkan sesak bernapas.
Kencing menjadi jarang dan sedikit, serta urin yang keluar tampak berbusa.
Berat badan anak menjadi naik. Muka anak menjadi bulat dan terdapat asites, dan
pitting edema. Pada auskultasi terdapat penurunan suara paru di bagian basal.
Dokter kemudian meminta pemeriksaan urin, profil lemak, dan protein serta
rontgen thorax.
Perlu diperhatikan :
-
Pasien anak kecil, laki-laki, 7 tahun
-
KU, Edema generalisata
-
Riwayat bengkak kelopak mata progresif
-
Sesak nafas
-
Kencing jarang, sedikit, berbusa
-
BB naik
-
Terjadi asites dan pitting edema
-
Wajah jadi bulat (kemungkinan edema anasarka)
-
Auskultasi, penurunan suara paru
-
Hasil lab belum dipastikan
Daftar dan identifikasi istilah :
Edema : Adanya
cairan dalam jumlah besar yang abnormal dalam ruang jaringan interselular
tubuh.
Edema generalisata :
Edema yang terjadi general atau di hampir seluruh bagian tubuh
Asites :
Efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen
Pitting
Edema : Edema dengan
jaringan yang memperlihatkan adanya cekungan akibat tekanan yang bertahan lama
Penurunan
suara paru : Ketika inspirasi dan
ekspirasi, paru-paru bergerak turun naik sehingga saat auskultasi akan
memunculkan suara, penurunan suara paru menandakan terjadinya penurunan
kekuatan dari inspirasi dan frekuensi inspirasi-ekspirasi.
DAFTAR
MASALAH
1.
Mengapa terjadi edema? Mengapa generalisata?
2.
Apa kemungkinan penyebab bengkak pada kelopak
mata? Apa hubungannya dengan keluhan utamanya saat ini?
3.
Mengapa sesak bernafas? Apa hubungannya dengan
KU?
4.
Mengapa terjadi perubahan pola pada kencing?
Sedikit, jarang, berbusa?
5.
Mengapa BB anak naik? Apa hubungannya dengan KU?
6.
Mengapa terjadi asites?
7.
Mengapa terjadi pitting edema?
8.
Mengapa terjadi penurunan suara paru? Mengapa di basal?
9.
Apa indikasi dokter meminta pemeriksaan urin,
lemak, protein, dan rontgen?
10.
Diagnosa sementara, diagnosa kerja, diagnosa
pasti?
11.
Definisi dan klasifikasi?
12.
Etiologi?
13.
Epidemiologi dan faktor risiko?
14.
Patofisiologi dan patogenesis?
15.
Manifestasi Klinis (gejala dan tanda) ?
16.
Pemeriksaan anamnesis, fisik, penunjang ?
17.
Terapi, pencegahan, follow up?
18.
Prognosis dan komplikasi ?
PEMBAHASAN I :
Edem
Edem adalah pembengkakan kentara suatu bagian tubuh karena
terjadinya akumulasi cairan di jaringan bagian tubuh tersebut. Sering terjadi
di kaki, tangan, juga berefek pada wajah dan bagian tubuh atau organ lainnya.
Pembengkakan, juga disebut sebagai edema dependen, dibawa oleh akumulasi kelebihan cairan di bawah kulit dalam ruang interstisial atau kompartemen dalam
jaringan-jaringan tubuh yang berada di luar pembuluh darah. Akumulasi kelebihan cairan di daerah bawah tubuh, seperti pergelangan kaki, kaki disebut sebagai edema perifer.
Jenis Edema sendiri ada dua,
pitting edema dan non-pitting edema.
Pitting edema adalah edema ketika tekanan pada kulit di daerah bengkak
muncul dan akan terlihat takikan (ketika kulit ditekan maka akan tetap cekung
dan lambat kembali ke semula). Non-pitting edema adalah jenis edema yang menggambarkan edema
ketika tidak terjadi takikan saat ditekan, biasanya muncul di tangan dan kaki.
Pitting edema dan non-pitting
edema dapa muncul tanpa penyakit yang mendasari, dikenal dengan idiopatik
edema. Biasanya umum terjadi pada wanita di kakinya ketika mereka mengalami
masa pre-menstrual atau pre-menopousal yang dikenal juga dengan edema siklik.
Ciri-ciri edema bisa meliputi
: pitting (takik), bengkak, kaki bengkak, sensasi nyeri pada kulit seperti
terbakar, atau tertarik, mati rasa, cramps, retensi air, bengkak di abdomen,
keringat malam, kulit yang panas atau hangat ketika disentuh.
Penyebab edema : Banyak faktor
penyebab edema, beberapa penyakit atau sebab yang mendasari adalah :
-
Hamil (retensi cairan saat hamil)
-
Hipertensi
-
Obes
-
DM
-
Dehidrasi
-
Menoupouse
-
Menstruasi
-
Sirkulasi yang kurang baik
-
Penyakit jantung kongestif
Pada anak dan bayi :
-
Biasanya disebabkan oleh penyakit yang serius,
gangguan ginjal, atau obstruksi saluran nafas,
Sindrom nefrotik
Cairan ditubuh umumnya ada dalam dua bentuk, pertama sebagai serum
(cairan) dalam darah, dan kedua dalam jaringan antarsel (bukan didalam sel).
Dalam beberapa penyakit, cairan akan terkumpul sangat banyak diluar normal pada
salah satu atau kedua bagian dari area peredaran cairan ini. Pada awalnya akan
terjadi edema perifer yan umumnya mengenai kaki dan tangan, kemudian terjadi
pula akumulasi cairan di interstitial (alveoli) di paru yang membuat terjadinya
edema paru-paru, dalam beberapa kasus, ketika edema sangat parah, kadang cairan
mengumpul di cavitas abdomen disebut asites, atau di cavitas paru disebut
pleural efusi. Anasarka mengacu pada peristiwa dimana penyebaran edema cairan
pada jaringan dan kavitas terjadi di kedua area di waktu yang sama.
DD :
Sindrom Nefrotik :
-
Umumnya pada anak-anak
-
Edem
-
Pitting edem (oleh karena resistensi
cairan/garam)
-
Riwayat demam (tidak ada/tidak berhubungan)
-
Riwayat infeksi (tidak ada/tidak berhubungan)
-
Bengkak pada kelopak mata
-
BAK jarang, sedikit, berbusa
-
Sesak nafas
-
Asites
-
Urin mengandung banyak protein (berbusa)
Glomeronefritis Akut
-
Umumnya pada anak-anak
-
Edem
-
Pitting edem (oleh karena resistensi
cairan/garam)
-
Riwayat demam (ada)
-
Riwayat infeksi (ada)
-
Bengkak pada kelopak mata
-
BAK jarang, sedikit, berbusa
-
Sesak nafas
-
Asites
-
Urin mengandung banyak protein (berbusa)
-
Edem biasanya tidak separah SN
PEMBAHASAN II
A.
Definisi Klasifikasi
Sindrom nefrotik adalah penyakit ginjal yang
umum terjadi pada anak. Anak dengan NS mempunyai ginjal yang bocor yang
memungkinkan protein untuk bocor ke urin. Hal ini menyebabkan level protein di
darah menurun, menyebabkan cairan menumpuk di tubuh dan terjadi edem. Area edem
meliputi abdomen, genital, dan kaki.
NS merupakan sindrom klinis proteinuria dengan
: edem hipoalbminemis <25 g/l, proteinuria >40 mg/m2/jam,
hiperkolesterolemia dengan total kolesterol >200 mg/dl, kreatinin pada urin
pagihari mg/mmol (>3,5 mg/mg).
B.
Etiologi
Permukaan membran glomerolus mengalami
penurunan selektivitas :
-
Penyebab primer : NS komplikasi, NS kongenital
(mutasi genetik)
-
Penyebab sekunder : Glomerulopati, SLE, sickle
cell, DM, HIV, hepatitis, obesitas, post-streptococcal,
-
Idiopatik
C.
Epidemiologi dan Faktor risiko
Epidemiologi :
Kasus NS terjadi sekitar 0,01% pada anak,
biasanya pasien adalah anak berumur dibawah 4 tahun. Kebanyakan NS adalah
idiopatik,yang berarti penyebabnya tidak diketahui. Beberapa penyakit yang
dapat menyebabkan NS adalah kanker, infeksi, dan lain-lain.
D.
Patofisiologi dan patogenesis
Hukum hemodinak kapiler Starling
-
Net filtration = perbedaan antar gradien
tekanan hidrostatik dan gradien tekanan onkotik.
-
Keseimbangan akan menyebabkan peningkatan
volum cairan jika :
è
Tekanan hidrostatik meningkat (menjadikan
kerusakan vena)
è
Tekanan onkotik meningkat (hipopreoteinemia)
è
Permeabilitas kapiler meningkat (luka bakar,
sepsis)
-
Penyakit : Glomerular protein loss,
hipoalbuminemia, peningkatan tekanan onkotik, edema, hipovolemia, aktivasi
renin-angiotensin, retensi sodium/air.
-
E.
Manifestasi Klinis
-
Edem (periorbital, scrotal/labia, pretibial)
-
Abdominal pain
-
Takipneu/nyeri dada (efusi pleura, edem pulmo)
-
Pengeluaran urin rendah
-
Konstipasi, diare, mual, muntah, tanda-tanda
mirip SLE
F.
Pemeriksaan anamnesis, fisik, dan penunjang
-
Pemeriksaan anamnesis : Semua pertanyaan
tentang keluhan utama, biasanya pasien datang dengan keadaan bengkak, dan pada
fase yang sudah parah akan mengeluh sesak nafas oleh karena edem pulmo dan
tekanan dari asites. Tanyakan riwayat penyakit dahulu pasien dan keluarganya,
riwayat infeksi, alergi, rokok, alkohol, obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara
rutin, perjalanan dari keluhan (progresif atau tidak), dll
-
Pemeriksaan fisik : tanda vital, daerah edem,
pemeriksaan seluruh tubuh, kemungkinan lesi atau trauma, daerah nyeri, palpasi
perbesaran organ, ruam kulit, dll
-
Pemeriksaan penunjang (Lab)
è
Kuantitas ekskresi protein protein : Proteinuria
(protein loss urin >50 mg/kg/day ; kreatinin rasio >2)
è
Hipoalbuminemia (albumin <2 g/dl)
è
Serum kolesterol: Hiperkolesterolemia (TC
>200 mg/dl ; elevasi LDL, VLDL)
è
Hipokalsemi, hiperkalemi, hiponatremi,
è
Full blood count
è
Profil renal (urea, elektrolit, kreatinin)
è
Tes fungsi liver (terutama serum albumin)
è
Urinalisis, kultur urin
Pemeriksaan lain yang dilakukan ketika
curiga akan keberadaan penyakit lain yang mendasari kemunculan Sindrom nefrotik
:
è
Antinuclear factor/anti-ds DNA untuk
menyingkiran kemungkinan SLE
è
Serum complement (c3, c4) level untuk
menyingkirkan kemungkinan SLE dan pos-infeksi glomerulonefritis
è
ASOT titrasi untuk mengeluarkan kemungkinan
pos-streptococcal glomerulonefritis
è
Tes lain sesuai indikasi
è
Renal biopsi (pemeriksaan ini dilakukan ketika
saat terapi ditemukan bahwa pasien tidak dimungkinkan untuk pengobatan
kortikosteroid atau siklospamid, hal ini terjadi ketika pasien mengalami
resisten terhadap obat tersebut)
-
G.
Standar diagnosis
Pemeriksaan kimia urin dengan dipstik à lab akan mengukur jumlah protein dan
kreatinin di urin (kreatinin > 0,2 = abnormal daan >2 biasanya SN) à tes darah mengetahui protein di darah
à kadang dokter juga melakukan
pemeriksaan dengan ultrasound à pada
kasus yang tidak normal dilakukan biopsi ginjal dan tes genetik.
H.
Terapi
Terapi
:
-
Biasanya anak dengan NS akan diberi pengobatan
awal dengan steroid (prednison/prednisolon), selama respon terhadap steroid
bagus maka efek jangka panjang akan kerusakan ginjal permanen sangat rendah.
-
Dokter juga mungkin akan meresepkan diet
rendah garam dan diuretik untuk mengurangi edem.
-
Jika terjadi steroid-resisten atau
steroid-dependen maka dokter akan melakukan biosi dan menterapi dengan obat
lain termasuk kemoterapi (siklopospamid), siklosporin, takrolimus, dan
mikopenolat.
-
Prednison 2 mg/kg/day (sampai proteinuria
sembuh atau selama 4-6 minggu)
-
Diuretik (untuk edem parah, ingat juga bahwa
pasien hipovolemik intravascular)
-
Albumin
-
Garam
-
Konfirmasi bahwa pasien memang benar-benar
didiagnosa SN dengan melakuan pemeriksaan sesuai kriteria diatas
-
Menyingkirkan kemungkinan SN yang lain, jika
tidak ada berarti etiologinya idiopatik.
-
Ketika terjadi resisten steroid, lakukan
biopsi ginjal, berikan siklospamid, dan ketika pada pemberian siklospamid
terjadi relaps, pikirkan untuk pemberian siklosporin atau levamisole.
General management :
-
Diet protein normal dengan kalori yang adekuat
-
Jangan berikan garam pada anak kecil dengan
edem
-
Penisilin V 125 mg BD (1-5 th), 250 mg BD
(6-12 th), 500 mg BD (>12 th) direkomendasikan pada diagnosa selama relaps,
terutama ketika terlihat adanya gross edem.
-
Pemeriksaan yang hati-hati terhadap status
hemodinamik :
A.
Cek tanda dan gejala yang mengindikasikan
hipovolemia (nyeri perut, cold peripheries, poor capillary refill, poor pulse
voume with or without low bood pressure), atau hipervolemia (krepitasi paru
basal, ronki, hepatomegali, hipertensi)
B.
Restriksi cairan : Tidak direkomendasikan
kecuali pada pasien dengan edem kronis
-
Diuretik, tidak perlu dipakai jika steroid
berespon baik, namun jika diperlukan, gunakanlah dengan catatan hal itu dapat
mempresipitat hipovolemi
-
Human albumin (20-25%) pada 0,5-1,0 g/kg dapat
digunakan pada gejala gross edem bersama dengan furosemid 1-2 mg/kg untuk memproduksi
diuresis
General advice
-
Konsultasikan ke pasien bahwa SN kemungkinan
besar akan relaps dengan probablilitas 85-95%
-
Pemantauan urin mandiri, sekali sehari dengan
tes dipstik pada pagi hari dengan urin pagi. Jika albuminuria >2+ selama 3
hari, konsultasikan ke dokter.
-
Imunisasi
I.
Prognosis dan komplikasi
-
Komplikasi :
è
Hiperkoagulabiliti : dapat menimbulkan
antikoagulasi (kehilangan protein antikoagulan, hipovolemia intravaskular)
è
Imunodefisiensi relatif (penurunan imunologis,
spontan peritonitis)
è
Pertumbuhan terganggu (kehilangan Insulin-like
growth factor)
è
Infeksi (peritonitis, celulitis
è
Kardiovaskular (hipertensi, hiperlipidemia,
penyakit arteri koroner
è
Respirasi (efusi pleura, emboli pulmo)
è
Hematologi (vena atau arteri trombosis anemia
è
GI (Intususepsi)
è
Renal (Gagal ginjal akut, trombosis vena
renal)
è
Endokrinologi (penurunan densitas tulang,
hipotiroid)
è
Neurologi (Trombosis vena serebral)
è
Steroid (gangguan pertumbuhan, penurunan
densitas tulang)
è
Mycophenolate mofetil (MMF) (mual, muntah,
diare, konstipasi, sakit kepala)
-
Prognosis
è
Remisi : negatif atau sisa proteinuria untuk 3
hari
è
Relapse : kebanyakan anak dengan NS akan
relapse, frekuensi (> 2 dalam 6 bulan ; >4 dalam 12 bulan)
è
Prognosis tergantung dari kemampuan pasien
dalam merespon steroid dan penyakit yang mendasarinya, jika respon terhadap
steroid nya baik maka prognosisnya cenderung bonam. Namun, pada pasien dengan
resistensi steroid prognosis akan malam.
No comments:
Post a Comment