Infeksi Saluran Kemih (ISK)
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
ISK
-
Sistisis (Sub-febris,
nyeri pinggang dan nyeri ketok (-), disuria, urine keruh)
-
Pyelonefritis (Febris, nyeri pinggang dan nyeri ketok
(+), disuria, urine keruh)
-
Infeksi Ureter (Sub-febris,
nyeri pinggang dan nyeri ketok (-), disuria, urine keruh)
-
Infeksi Uretra (Sub-febris,
nyeri pinggang dan nyeri ketok (-), disuria, urine keruh)
Vaginitis
Batu ginjal
Bladder Stone
Abses ginjal
DEFINISI
Normalnya, urin normal hanya terdiri dari cairan, garam, dan
produk buangan, tanpa adanya bakteri. Jika didalam urin terdapat bakteri, maka
dapat terjadi infeksi.
KLASIFIKASI
A.
ISK primer
-
ISK lokal
-
ISK dengan gejala sistemik
Perbedaan keduanya adalah di manifestasi klinis dan pengobatan (lokal,
antibiotik lokal dan sistemik sering dengan amoksisilin.
B.
ISK Sekunder
ISK yang muncul karena penyakit lain misalnya
obstruksi saluran kencing, ciri-cirinya adalah ISK berulang dan terdapat
penyakit lain yang mendahului
a. ISK
uncomplicated (simple)
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran
kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia
lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E. coli.
b.ISK
complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada
ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated
terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut:
·
Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu
(pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda).
Refleks vesiko urethral obstruksi, paraplegi, atoni kandung kemih, kateter
kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.
·
Kelainan faal ginjal, baik gagal ginjal akut
(GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK).
ETIOLOGI
-
Kurang minum (tubuh menjadi kering, mudah kena
penyakit dan bakteri, jalur BAK juga jadi tidak efektif sehingga mudah tumbuh
bakteri)
-
Sering menahan kencing (Seperti yang diketahui
sebelumnya bahwa isi dari urin adalah bahan buangan yang harus cepat dibuang,
penundaan pembuangan dalam waktu yang bermakna akan membuat zat itu terserap
kembali juga membuat kandung kemih kurang higienis, kuman mudah masuk dan naik
bahkan hingga ke ginjal. Efek lainnya adalah dapat mengendurkan kandung kemih
sehingga elastisitasnya berkurang dan kemampuan menampung urine juga berkurang,
karenanya seringkali BAK terasa tidak lampias karena urin yang bersisa cukup
banyak saat BAK)
-
Kateter (Sebab mekanis, trauma atau bakteri
nasokomial dari kateter)
-
Hubungan seksual (paling sering terjadi ketika
hubungan seks dengan pasangan yang berbeda-beda, atau pasangan yang menderita
ISK yang tidak/belum diobati lalu berhubungan seks)
-
Bakteri paling infeksius untuk saluran kencing
adalah tipe E.coli yang merupakan flora normal usus.
-
Mikroorganisme seperti Chlamydia dan Mycoplasma
juga dapat menyebabkan ISK terhadap laki-laki maupun perempuan, tetapi
infeksinya terbatas penularan melalui sistem reproduksi. Berbeda dengan E.coli,
mikroorganisme ini ditransmisikan melalui hubungan seksual dan pengobatan harus
dilakukan kepada keduanya (tidak hanya pada satu pihak yang menunjukan kelainan
klinis, karena kadang kelainan ini tidak menunjukan gejala atau disebut
carrier)
- Adenovirus
tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sisititis
hemoragik dapat juga disebabkan oleh Schistosoma
hematobium yang termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur
yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien
DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang
paling sering ialah Candida albicans dan
Candida tropicalis. Semua jamur
sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.
Jenis Organisme :
-
E colli (70-90 persen kasus)
-
Klebsiella pneumoniae
-
Enterobacter aerogenes
-
Proteus mirabilis
-
Enterococcus faecalis
-
Staphylococcus saprophyticus
-
Staphylococcus aureus
EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih adalah infeksi paling umum kedua yang
sering menyerang. Jumlah ISK terhitung sekitar 8,3 juta kunjungan ke dokter
setiap tahunnya. Khususnya wanita lebih sering (dewasa) terkena dengan sebab
yang belum benar-benar jelas penyebabnya. Satu dari lima wanita ditemukan
terkena ISK selama hidupnya. Laki-laki tidak umum terkena ISK tetapi saat
diobati oleh dokter biasanya sudah parah.
Riwayat masuk rumah sakit dan pemasangan kateter haruslah
dipastikan, karena dari pengamatan terakhir bahwa kondisi ISK paling sering
dilaporkan akibat pemasukan kateter.
Pada pria, 50-80 persen ISK diikuti dengan abnormalitas
genitourinari, tanda gejala sama dengan wanita, E colli yg paling sering,
Kebanyakan sembuh tanpa relaps dengan pengobatan AB 7-10 hari dan untuk
pyelonefritis 14 hari, jika diikuti suspek prostatitis maka disarankan AB
selama 6 minggu,
Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %,
sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka
prevalensi ISK sebesar 20 %.
PENYEBARAN/PENULARAN PENYAKIT
Melalui seks, kateter, pakaian, toilet, dll
FAKTOR RISIKO
-
Pasien pengguna kateter atau tuba yang
ditempatkan di kandung kemih dan uretra.
-
Lansia, terutama yang mempunyai masalah/kelainan
sistem syaraf yang membuat orang tersebut kehilangan kontrol kandung kemih
-
Staff rumah sakit yang mengurus, membersihkan,
melepaskan, kateter.
-
Pasien dengan DM
-
Penyakit imunosupresan
-
Bayi dengan abnormalitas saluran kencing
kongenital
-
Wanita lebih berisiko daripada laki-laki (tidak
ada penelitian konkrit namun diperkirakan karena saluran uretra lebih pendek,
sehingga akses bakteri masuk lebih mudah)
-
Kehamilan sebenarnya tidak berpengaruh bermakna
terhadap kemungkinan seseorang terkena ISK, hanya saja ketika seorang wanita
hamil lalu ada bakteri masuk melalui uretra maka akan lebih mudah untuk bakteri
sampai ke ginjal dibandingkan wanita yang tidak hamil, hal ini diperkirakan karena
perubahan hormonal dan perubahan posisi dari saluran kemih selama kehamilan
yang membuat bakteri lebih mudah sampai ke ginjal.
-
Perokok (pada lanjutannya, seorang perokok
memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ginjal)
-
Obstruksi, pembesaran prostat, inkontinensia
bowel, batu ginjal, operasi atau prosedur apapun yang menginvasi saluran kemih
- Homoseksual (anal seks)
Faktor risiko ISK menjadi pyelonefritis (pada
wanita) diantaranya, Sexual intercourse >= 3 kali/minggu dalam 30 hari
terakhir, DM, pernah inkontinensi sebelumnya, partner sexual baru dlm setahun
terakhir, pengguna spermisida, riwayat ISK dari ibu
Faktor risiko menjadi lebih parah/komplikasi :
DM, Organisme resisten, Nefrolitiasis, Kateter, Obstruksi,
Neurogenic bladder, Refluk vesikouretral, Renal failure, Renal transplant,
Imunosupres, Infeksi nasokomial, umur >65, sepsis
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIS
-
Untuk beberapa kasus, bakteri berjalan pertama
di uretra. Ketika bakteri memperbanyak diri, infeksi dapat terjadi. Jika
infeksi terjadi sebatas di uretra maka disebut uretritis, jika bakteri
berpindah ke kandung kemih maka disebut sistisis, jika infeksi tidak terobati
dengan benar atau secara penuh bakteri dapat melanjutkan perjalanan ke ginjal,
infeksi di ginjal disebut pyelonephritis.
MANIFESTASI KLINIS
Sebenarnya tidak semua orang akan menunjukan gejala klinis
ketika ada bakteri masuk ke dalam saluran kemih nya.
-
‘Keinginan’ kencing lebih sering
-
Nyeri saat kencing
-
Perasaan terbakar di area uretra dan kandung
kemih saat BAK
-
Manifestasi yang jarang terjadi, merasa tidak
enak badan dan sangat lelah
-
Beberapa wanita akan merasakan tekanan yang
tidak nyaman di atas tulang pubis, dan laki-laki merasa rektumnya seperti
‘penuh’
-
Jumlah urin yang dikeluarkan saat BAK sedikit
-
Urin akan terlihat keruh dan berawan
-
Sub-febris/low fever
-
Mengerang atau
menggigil, atau keringat malam
-
Kelelahan dan tidak enak
badan
-
Panas diatas 101 F
(>38 C)
-
Pain di punggung,
pinggang
-
Flushed, badan hangat,
kulit memerah
-
Mual muntah
-
Nyeri perut parah
Nb : Warna merah artinya infeksi telah menyerang ginjal
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign (Inspeksi, palpasi, perkusi), Keadaan umum (tingkat kesadaran), Pembesaran organ, nyeri dan penyebaran nyeri, penglihatan, suhu tubuh, dll
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Clean catch urine dipstick may include:
a. Positive WBCs.
b. Positive RBCs.
c. Positive nitrates.
d. Positive Leukocyte
esterase.
2. Clean catch urine microscopy (when performed):
a. Greater than or
equal to 5-10 WBCs/high power field (HPF).
b. Positive RBCs.
c. Positive bacteria.
3. Pregnancy test = negative in non-contracepting women.
4. Vaginitis/cervicitis screening, as appropriate.
5. Urine
C&S report positive for >100,000 organisms of the same species
for clean catch specimen.
1.
Tes urin (urinalisis tes)
JENIS
URINE
Urine
sewaktu: urine yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
(sewaktu-waktu). Untuk pemeriksaan warna, kejernihan, bilirubin, pH
Urine
pagi: urine yang dikeluarkan pd waktu pagi hari setelah bangun tidur. Untuk
pemeriksaan: berat jenis, protein, sedimen
PENGAMBILAN URINE
WADAH
Bermulut
lebar dan dapat ditutup rapat.Harus bersih dan kering. Wadah diberi label:
nama, nomor dan tanggal
VOLUME
VOLUME
20
ml, kecuali untuk berat jenis = 50 ml
Harus
segera diperiksa, jika ditunda simpan di lemari es (4oC), atau dalam termos es
WARNA URINE
Prinsip:
warna
urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus
Tujuan:
Tujuan:
mengetahui
warna urine
Persiapan:
Persiapan:
Px
dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-komplek, rifampisin,
piramidon dll
Alat yang diperlukan: tabung reaksi
Cara pemeriksaan:
Alat yang diperlukan: tabung reaksi
Cara pemeriksaan:
Isi
tabung reaksi dengan urine ¾ nya. Dilihat dlm posisi miring dng penerangan
matahari
Pelaporan:
Pelaporan:
Tidak
berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu. Nilai normal: kuning muda
– kuning tua
KEJERNIHAN
Prinsip:
memeriksa kejernihan urine secara langsung
Tujuan:
menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau setelah
didiamkan
Persiapan:
pasien jangan terlalu banyak makan protein
Cara pemeriksaan:
Cara pemeriksaan:
Masukan
urine kedlm tabung reaksi, ¾ nya. Dilihat dng latar belakang hitam, dengan
sinar matahari. Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan
Pelaporan:
jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Nilai normal: Tidak
berwarna/jernih
PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE
Prinsip:
memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer
Tujuan:
mengetahui kepekatan urine
Alat
yang diperlukan:
Urinometer
Gelas
ukur 50 ml
Termometer
0o-50oc
Cara pemeriksaan:
Baca
dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian baca suhu
kamar. Tuang urine ke gelas ukur 50 cc. Masukan urinometer kedlm gelas ukur,
usahakan bebas terapung. Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka
dibelakang koma)
Perhitungan:
Jika
suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi → perbedaan 3oC,
suhu kamar melebihi sushu tera → berat jenis ditambah 0,001, dibawahnya
dikurangi 0,001
Contoh:
suhu tera 30oC, urine 33oC → urinometer 1,004 → berat jenis urine 1,004 + 0,001
= 1,005
Nilai
normal: 1,003 – 1,030
PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE
Prinsip: perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu
Tujuan:
mengetahui pH urine
Alat
yang dipakai: kertas lakmus merah – biru
Cara pemeriksaan:
Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine
Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine
Tunggu
1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi
Pelaporan:
Urine asam: lakmus biru → merah
Urine asam: lakmus biru → merah
Urine
basa: lakmus merah → biru
Urine
netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Prinsip: Berat jenis unsur organik – anorganik > BJ urine → dengan sentrifuge zat-zat tsb akan mengendap
Tujuan:
menentukan unsur sedimen organik – anorganik dlm urine secara mikroskopis
Persiapan
px: dilarang makan obat sulfa
Cara pemeriksaan:
Kocok urine dalam botol agar sedimen merata. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah mikroskop
Kocok urine dalam botol agar sedimen merata. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah mikroskop
Hasil yang mungkin ditemukan:
Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa
Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa
Nilai normal:
Eritrosit: 0 – 1 / LP
Eritrosit: 0 – 1 / LP
Leukosit:
0 – 3 / LP
Lain lain:
+ : bila jumlahnya sedikit
+ : bila jumlahnya sedikit
++
: bila jumlahnya banyak
+++
: bila jumlahnya banyak sekali
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat
Tujuan;
menentukan adanya protein dalam urine
Alat
yang diperlukan:
Tabung
reaksi dan rak
Pipet
Cara pemeriksaan:
2 tabung reaksi A & B diisi urine 2cc. Tabung A + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % → goyang perlahan agar campur. Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung B
Hasil:
Negatif : tidak ada kekeruhan
Positif
+ : kekeruhan ringan tanpa butiran
Positif
++ : kekeruhan dengan butiran
Positif
+++ : kekeruhan dengan kepingan
Positif
++++ : kekeruhan dengan gumpalan
PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE
Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam → biliverdin (hijau) atau bilisianin (biru) atau choletelin (ungu)
Tujuan;
mengetahui adanya bilirubin dalam urine
Persiapan
px; dilarang minum obat pyridin
Alat yang digunakan:
Corong kaca,
Kertas
saring,
Tabung
reaksi dan rak
Reagen:
Barium
klorit 10 %
Reagen
Fouchet
Cara pemeriksaan
Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 %. Campur lalu saring dengan kertas saring. Kertas saring dengan endapan dikeringkan. Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes. Perhatikan perubahan warna
Hasil:
Positif
: ada warna hijau
Negatif
: tidak ada warna hijau
PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah
Tujuan:
menentukan adanya glukose dalam urine
Persiapan
px:
Dilarang
minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu
Alat yang digunakan:
Tabung
reaksi
Pipet
Lampu
spiritus
Penjepit
tabung
Reagen:
Fehling
Benedict
Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi. Tambahkan urine 4 tetes. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih. Angkat tabung dan baca hasilnya
Hasil:
Negatif : tetap biru atau kehijauan
Positif
+: hijau kekuningan keruh
Positif
++: kuning keruh
Positif
+++: Jingga atau lumpur keruh
Positif
++++: Merah bata keruh
PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
Prinsip: menemukan spermatozoa dlm urine katak jantan yg dirangsang oleh HCG urine
Tujuan:
mengetahui kehamilan dng menggunakan katak jantan
Persiapan:
katak jantan yg dipergunakan tidak boleh mengandung sperma → dng pipet diambil
cairan di lubang pengeluaran → periksa mikroskop → jika ada sperma tidak boleh
dipakai
Alat yg digunakan:
Spuit 5cc, Kaca obyek, Mikroskop
Cara pemeriksaan:
Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 ½ cm didepan cloaca → lepas ditoples berisi air
Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 ½ cm didepan cloaca → lepas ditoples berisi air
1
jam kmdn → periksa urine katak, jika tdk ada sperma → periksa 1 jam lagi
Jika
ada sperma GM (+), jika tidak GM (-)
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
Prinsip:
Reaksi
hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
Lateks
akan diendapkan oleh antibodi HCG
Adanya
HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga pengendapan tidak
terjadi
Alat yg diperlukan:
Kaca obyek, pipet, pengaduk
Reagen:
Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
Cara pemeriksaan:
1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca
1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca
Hasil
Positif: tidak ada penggumpalan
Positif: tidak ada penggumpalan
Negatif:
ada penggumpalan
2.
Intravena pyelogram
Ketika pengobatan untuk bakteri tidak
memberi hasil, dilakukan tes IV pyelogram dengan menggunakan X-ray . Hasilnya menunjukan
keadaan dari saluran kemih, melihat apakah ada perubahan struktur pada saluran
kencing yang menyebabkan gangguan.
3.
Sitoskopi, instrumen yang dibuat dari tuba
dengan banyak lensa bercahaya, yang memungkinkan dokter untuk melihat dalam
kandung kemih melalui uretra.
4.
Ultrasound exam
Untuk infeksi yang rekuren juga dilakukan
Ultrasound exam, yang menunjukan pola organ internal.
TERAPI
ISK dapat diterapi dengan antibakteri. Pemilihan obat dan
lama pengobatan adalah tergantung dari hasil pemeriksaan urin yang menentukan
jenis bakteri dan riwayat pasien. Tes sensitifias khususnya berguna bagi dokter
untuk menentukan jenis obat. Jenis obat yag sering digunakan adalah jenis
trimethoprim, sulfamethoxazole, amoxicillin, nitrofurantoin, dan ampicillin.
Obat jenis Quinolon, terdapat 4 jenis yang dipakai dalam beberapa tahun
terakhir yaitu ofloxacin, norfloxacin, ciprofloxaci, dan trovafloxin.
Seringkali ISK dapat sembuh 1-2 hari pengobatan jika infeksi
tidak rumit (karena obstruksi atau kelainan lain). Namun, dokter tetap
menyarankan pasien untuk tetap mengkonsumsi antibiotik hingga waktu yang
disarankan untuk menghindari pengobatan yang tidak selesai dan infeksi yang
berulang
-
Mycoplasma atau Chlamydia biasanya diatasi
dengan tetracycline, trimethotprim, atau doxocycline.
-
Meminum banyak air dapat membantu pembersihan
saluran urin dari bakteri
-
Mencegah kopi, alkohol, dan makanan pedas selama
pengobatan. Berhenti merokok.
Wanita dengan ISK berulang yang
sering (>3kali dalam setahun) :
-
Low dose antibiotik seperti TMP/SMZ
ataunitrofurantoin setiap hari selama 6 bulan atau lebih. Jika diminum saat
akan tidur, obat akan bertahan di kandung kemih lebih lama dan lebih efektif.
-
Single dose antibiotik setelah berhubungan
seksual
-
Memakai short course (1-2 hari) dari antibiotik
ketika simptom muncul
Dipstick (stick yang dapat
mengetahui ketika infeksi muncul) bisa didapatkan tanpa resep, stick ini
mendeteksi jika terbentuk nitrit ketika bakteri mengubah nitrat di urin menjadi
nitrit. Tes ini dapat mendeteksi sekitar 90% ISK dengan urin pagi hari yang
akan bermanfaat bagi pasien dengan ISK berulang. Pencegahan dapat dilakukan
dengan :
-
Minum air yang banyak
-
BAK ketika merasa perlu, jangan ditahan
-
Membersihkan dengan menggosok dari depan ke
belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra
-
Mandi shower setelah berendam
-
Bersihkan area genital sebelum berhubungan
seksual
-
Hindari feminime hygiene sprays yang dapat
mengiritasi uretra
Infeksi pada wanita hamil
-
Wanita hamil dgn ISK harus segera ditangani
sebelum bakteri menginvasi janin dan faktor risiko pada tekanan darah. Beberapa
antibiotik aman dikonsumsi saat hamil, dalam beberapa hal dokter juga harus
mempertimbangan evektivitas, stadium kehamilan, kesehatan ibu, efeknya terhadap
fetus
Complicated Infections
-
Sometime with surgery
Berdasarkan keparahan dan lokasi
1.
Mild Bladder and kidney infections
-
Untuk infeksi kandung kemih sederhana, pakai antibiotik
selama 3 hari (wanita) atau 7-14 hari(pria), untuk infeksi kandung kemih dengan
komplikasi atau penyulit seperti hamil dam DM, atau infeksi ringan ginjal,
berikan antibiotik 7-14 hari
-
Penting untuk menghabiskan semua antibiotik,
bahkan ketika merasa baik, jika tidak infeksi bisa kembali dengan keluhan lebih
berat.
-
Kadang juga direkomendasikan penghilang rasa
terbakar dan keinginan untuk BAK. Phenazopyridine hidroclorid adalah tipe obat
paling umum.
2.
Infeksi ginjal yang lebih parah
-
Ab IV
Indikasi Opname
1.
Tidak bisa makan obat oral (mual/muntah)
2.
Sakit parah (demam tinggi >39, dehidrasi,
nyeri yg parah)
3.
Masalah komplikasi
PENCEGAHAN
-
Perbanyak minum
-
Jangan menahan kencing
-
Meningkatkan higien terutama saat BAK, BAB, dan
berhubungan seksual
-
Vaksin
-
Mandi dan kebersihan diperhatikan
-
Pakaian (hindari celana yang ketat, pakailah
pakaian katun dan gantilah paling tidak sekali sehari)
-
Hindari kopi, alkohol, rokok
-
Untuk pencegahan nasokomial sebagai dokter
sebaiknya pastikan betul2 ketika pasien memang membutuhkan pemasangan kateter
atau tidak, jangan dipasang bila tidak benar2 perlu
PROGNOSIS
Infeksi saluran kemih memang tidak nyaman, namun pengobatan
biasanya berhasil, simptom dapat hilang selama 1-2 hari setelah pengobatan
dimulai, jika terdapat infeksi ginjal juga, maka simptom akan hilang dalam
waktu yang lebih lama.
KOMPLIKASI
-
Sepsis
-
Kerusakan ginjal (scarring)
-
Infeksi ginjal parahInfeksi Saluran Kemih (ISK)
mantab sob, terimakasih banyak buat artikelnya...
ReplyDeletehttp://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-kanker-payudara/