1. Penyakit : Myiasis
- Klasifikasi : Secara umum terbagi menjadi obligat, fakultatif, dan accidental. Obligat adalah ketika larva harus/wajib ditanam di jaringan hidup dan nekrosis, atau luka terbuka. Fakultatif berarti ketika diptera meletakan larvanya tidak langsung seperti obligat, mereka meletakan pada tanaman, daging, feses, atau diatas kulit didekat luka terbuka, larva tersebut masih mungkin bisa hidup meski ternyata tidak jatuh pada jaringan hidup tempat myiasis terjadi. Accidental atau myiasis karena kecelakaan adalah ketika sebenarnya larva tersebut memang tempat hidupnya bukanlah pada jaringan hidup yang ditinggalinya, hal itu terjadi hanya karena kecelakaan, misalnya larva tersebut ada pada daging yang akhirnya termakan dan tumbuh di usus.
- Etiologi : Myiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh hidupnya larva dari ordo diptera pada jaringan hidup pada hewan vertebrata dan manusia baik pada jaringan yang telah nekrosis, luka terbuka dan kotor, bahkan mungkin jaringan yang secara fisik sehat.
- Faktor risiko : Faktor risiko utama adalah higien lingkungan dan individu, usia (bayi dan anak-anak lebih rentan terkena terutama pada kasus Accidental myiasis), daerah dengan sosioekonomi rendah dan jauh dari pusat kesehatan.
- Patofisiologi : Lalat yang telurnya perlu untuk dibiakan akan menempatkan telur itu pada serangga penghisap darah misalnya nyamuk, ketika nyamuk menghisap darah manusia, telur masuk bersamaan kedalam jaringan lalu menjadi larva, saat larva sudah matang maka akan keluar dan jatuh sendiri ketanah (Lalat bisa juga langsung hinggap pada luka terbuka dan meletakan telur disana untuk berkembang). Fase diagnostic dapat terdeteksi ketika telur telah menjadi larva.
-
- Tanda dan Gejala : Secara umum akan didapati keadaan dimana larva menembus keluar kulit
- Efek sesuai dengan tipe penyakit : (Efek umum : stress dan penurunan kualitas hidup, Infeksi level tinggi dan masuknya larva dalam jaringan penting akan menyebabkan kematian, kerusakan yang tersembunyi didalam jaringan tubuh, menyebabkan infeksi sekunder,)
a. Cutaneous
1. Furuncular. Infeksi kulit pada scalp, wajah, dan ekstrimitas. Area infeksi membengkak/swelling, Ada celah terbuka kecil yang muncul di permukaan kulit untuk respirasi, ekskresi dari larva yg sedang tumbuh.
2. Creeping Myiasis. Infeksi ke manusia oleh larva horse bot flies dan cattle bot flies. Larva sebenarnya tidak seharusnya hidup di manusia, rasa sakit “Migrating lumps” dan terjadinya lorong panjang (Gasterophillus –mudah terlihat, ada dilapisan kulit pertama dan dapat dibuang dengan jarum- dan Hypoderma –dapat meninggalkan subkutan dan bermigrasi ke jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf-)
3. Wound Myiasis. Lalat meletakan telur atau larva di luka terbuka, larva makan dan berjalan, dapat berkembang menjadi bentuk myiasis yang menyerang organ lain/tipe lain.
b. Nasopharyngeal
Jarang terjadi pada manusia, terjadi pada orang yang terpapar lama dengan ternak disekitarnya, lalat memasukan larva melalui lubang hidung, larva dapat menyebabkan kerusakan ekstensif pada hidung, sinus, dan faring, selama makan pada jaringan hidup dan nekrotik. Dalam beberapa kasus, larva dapat migrasi ke mata, telinga, mulut, otal dan menyebabkan myiasis pula ditempat tersebut.
Efek teradi pada orbita, dan jaringan periorbital. Larva menyebabkan kerusakan jaringan selama makan dan bermigrasi. Kadang menyebabkan larva yang bermigrasi itu menginfeksi jaringan lunak, dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati segera.
d. Oral
Infestasi dari cavitas oral oleh larva lalat. Oportunistik infeksi dari lesi di mulut.
e. Intestinal
Biasanya accidental myiasis, jadi bisa lewat mulut (kemakan) atau lewat rectal. Dapat juga sebagai akibat dari larva yang bermigrasi.
f. Crebral
- Prognosis : tergantung dari keparahan dan kedalaman larva merusak organ. Jika hanya dipermukaan dan cepat dideteksi hanya perlu dibersihkan segera atau bahkan perlu dibedah tanpa ada kerusakan parah, jika mengenai orang yang berusia tua dan mengenai organ-organ dalam dapat menyebabkan kematian.
- Komplikasi : Bermacam komplikasi dapat terjadi, seperti infeksi sekunder, terutama jika menyerang organ dalam yang penting yang bahkan bisa menyebabkan kematian.
- Pemeriksaan :
· Anamnesis : Semua yang tertera pada daftar pertanyaan umum anamnesis penting untuk ditanyakan. Jika myiasis telah dicurigai terutama jika sudah ada larva yang keluar dari kulit, maka penting untuk menanyakan riwayat kontak dengan orang dengan penyakit sama, atau jika anak2 riwayat kontak dengan benda-benda kotorm feses hewan, dan lain-lain. Riwayat penyakit dahulu, dan luka-luka yang dialami juga penting. Pengembangan pertanyaan sesuaikan dengan tipe dari myiasis sendiri, beberapa perubahan fisik, adanya batuk, dan gangguan saraf penting juga untuk diketahui karena ditakutkan akan menyerang mengenai saraf.
· Fisik : Permukaan kulit, luka terbuka.
- Tatalaksana :
· Non farmakokinetik :
a. Jika terdapat larva dibawah kulit maka perlu pembedahan, telur dan larva di rambut, kulit dan luka dapat dibersihkan dengan sabun dan air.
b. Untuk myiasis saluran kencing biasanya sembuh dengan sendirinya atau kadang cytoskopik
c. Untuk furunkuler dapat di sufokasi dan diekstraksi perlahan dari kulit
· Farmakokinetik :
ü Cuci perut dengan obat cacing untuk myiasis saluran pencernaan.
ü Ivermectin
- Follow up :
· Pencegahan :
a. Larvasida
b. Perangkap lalat
c. Bersihkan bangkai yang ada disekitar dengan segera
d. Menjaga hygiene lingkungan dan individu
e. Menjaga kebersihan tempat bermain
f. Menggunakan kawat kasa untuk melindungi hewa-hewan peliharaan yang mudah terjangkit penyakit
g. Jika ada luka terbuka atau bernanah hendaknya tidak tidur di tempat terbuka
- Morfologi Larva
a. Larva lalat bukan pengisap darah stadium tiga yang matang biasanya mempunyai bagian posterior yang lebar dan buntung, ujung anterior lancip dengan processus seperti kait-kait dan papilla berpasangan, dan daerah yang menonjol pada setiap ruas.
b. struktur ujung anterior
c. spirakel/lubang udara anterior bercabang, berbentuk seperti kipas pada ruas kedua
d. yang paling penting, lubang udara posterior dengan lempeng noda yang lengkung
e. ke dalam atau masuk permukaan dorsal ruas posterior. [Dikutip dari slide kuliah dr. Nelly Al Audhah M.Sc]
No comments:
Post a Comment