Pages

Friday, December 9, 2011

Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Infeksi Saluran Kemih (ISK)

DIAGNOSIS DIFERENSIAL
ISK
-          Sistisis                   (Sub-febris, nyeri pinggang dan nyeri ketok (-), disuria, urine keruh)
-          Pyelonefritis      (Febris, nyeri pinggang dan nyeri ketok (+), disuria, urine keruh)
-          Infeksi Ureter    (Sub-febris, nyeri pinggang dan nyeri ketok (-), disuria, urine keruh)
-          Infeksi Uretra    (Sub-febris, nyeri pinggang dan nyeri ketok (-), disuria, urine keruh)
Vaginitis
Batu ginjal
Bladder Stone
Abses ginjal

  
DEFINISI
Normalnya, urin normal hanya terdiri dari cairan, garam, dan produk buangan, tanpa adanya bakteri. Jika didalam urin terdapat bakteri, maka dapat terjadi infeksi.

KLASIFIKASI
A.      ISK primer
-          ISK lokal
-          ISK dengan gejala sistemik
Perbedaan keduanya adalah di manifestasi klinis dan pengobatan (lokal, antibiotik lokal dan sistemik sering dengan amoksisilin.

B.      ISK Sekunder
ISK yang muncul karena penyakit lain misalnya obstruksi saluran kencing, ciri-cirinya adalah ISK berulang dan terdapat penyakit lain yang mendahului

a. ISK uncomplicated (simple)
    ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E. coli.

b.ISK complicated
    Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus, dan Klebsiela. ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut:
·         Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi, paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.
·         Kelainan faal ginjal, baik gagal ginjal akut (GGA) maupun gagal ginjal kronis (GGK).

ETIOLOGI
-          Kurang minum (tubuh menjadi kering, mudah kena penyakit dan bakteri, jalur BAK juga jadi tidak efektif sehingga mudah tumbuh bakteri)
-          Sering menahan kencing (Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa isi dari urin adalah bahan buangan yang harus cepat dibuang, penundaan pembuangan dalam waktu yang bermakna akan membuat zat itu terserap kembali juga membuat kandung kemih kurang higienis, kuman mudah masuk dan naik bahkan hingga ke ginjal. Efek lainnya adalah dapat mengendurkan kandung kemih sehingga elastisitasnya berkurang dan kemampuan menampung urine juga berkurang, karenanya seringkali BAK terasa tidak lampias karena urin yang bersisa cukup banyak saat BAK)
-          Kateter (Sebab mekanis, trauma atau bakteri nasokomial dari kateter)
-          Hubungan seksual (paling sering terjadi ketika hubungan seks dengan pasangan yang berbeda-beda, atau pasangan yang menderita ISK yang tidak/belum diobati lalu berhubungan seks)
-          Bakteri paling infeksius untuk saluran kencing adalah tipe E.coli yang merupakan flora normal usus.
-          Mikroorganisme seperti Chlamydia dan Mycoplasma juga dapat menyebabkan ISK terhadap laki-laki maupun perempuan, tetapi infeksinya terbatas penularan melalui sistem reproduksi. Berbeda dengan E.coli, mikroorganisme ini ditransmisikan melalui hubungan seksual dan pengobatan harus dilakukan kepada keduanya (tidak hanya pada satu pihak yang menunjukan kelainan klinis, karena kadang kelainan ini tidak menunjukan gejala atau disebut carrier)
-          Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sisititis hemoragik dapat juga disebabkan oleh Schistosoma hematobium yang termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.

Jenis Organisme :
-          E colli (70-90 persen kasus)
-          Klebsiella pneumoniae
-          Enterobacter aerogenes
-          Proteus mirabilis
-          Enterococcus faecalis
-          Staphylococcus saprophyticus
-          Staphylococcus aureus

EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih adalah infeksi paling umum kedua yang sering menyerang. Jumlah ISK terhitung sekitar 8,3 juta kunjungan ke dokter setiap tahunnya. Khususnya wanita lebih sering (dewasa) terkena dengan sebab yang belum benar-benar jelas penyebabnya. Satu dari lima wanita ditemukan terkena ISK selama hidupnya. Laki-laki tidak umum terkena ISK tetapi saat diobati oleh dokter biasanya sudah parah.
Riwayat masuk rumah sakit dan pemasangan kateter haruslah dipastikan, karena dari pengamatan terakhir bahwa kondisi ISK paling sering dilaporkan akibat pemasukan kateter.
Pada pria, 50-80 persen ISK diikuti dengan abnormalitas genitourinari, tanda gejala sama dengan wanita, E colli yg paling sering, Kebanyakan sembuh tanpa relaps dengan pengobatan AB 7-10 hari dan untuk pyelonefritis 14 hari, jika diikuti suspek prostatitis maka disarankan AB selama 6 minggu,
Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %.

PENYEBARAN/PENULARAN PENYAKIT
Melalui seks, kateter, pakaian, toilet, dll

FAKTOR RISIKO
-          Pasien pengguna kateter atau tuba yang ditempatkan di kandung kemih dan uretra.
-          Lansia, terutama yang mempunyai masalah/kelainan sistem syaraf yang membuat orang tersebut kehilangan kontrol kandung kemih
-          Staff rumah sakit yang mengurus, membersihkan, melepaskan, kateter.
-          Pasien dengan DM
-          Penyakit imunosupresan
-          Bayi dengan abnormalitas saluran kencing kongenital
-          Wanita lebih berisiko daripada laki-laki (tidak ada penelitian konkrit namun diperkirakan karena saluran uretra lebih pendek, sehingga akses bakteri masuk lebih mudah)
-          Kehamilan sebenarnya tidak berpengaruh bermakna terhadap kemungkinan seseorang terkena ISK, hanya saja ketika seorang wanita hamil lalu ada bakteri masuk melalui uretra maka akan lebih mudah untuk bakteri sampai ke ginjal dibandingkan wanita yang tidak hamil, hal ini diperkirakan karena perubahan hormonal dan perubahan posisi dari saluran kemih selama kehamilan yang membuat bakteri lebih mudah sampai ke ginjal.
-          Perokok (pada lanjutannya, seorang perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ginjal)
-          Obstruksi, pembesaran prostat, inkontinensia bowel, batu ginjal, operasi atau prosedur apapun yang menginvasi saluran kemih
-          Homoseksual (anal seks)
      
      Faktor risiko ISK menjadi pyelonefritis (pada wanita) diantaranya, Sexual intercourse >= 3 kali/minggu dalam 30 hari terakhir, DM, pernah inkontinensi sebelumnya, partner sexual baru dlm setahun terakhir, pengguna spermisida, riwayat ISK dari ibu

Faktor risiko menjadi lebih parah/komplikasi :
DM, Organisme resisten, Nefrolitiasis, Kateter, Obstruksi, Neurogenic bladder, Refluk vesikouretral, Renal failure, Renal transplant, Imunosupres, Infeksi nasokomial, umur >65, sepsis

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGIS
-          Untuk beberapa kasus, bakteri berjalan pertama di uretra. Ketika bakteri memperbanyak diri, infeksi dapat terjadi. Jika infeksi terjadi sebatas di uretra maka disebut uretritis, jika bakteri berpindah ke kandung kemih maka disebut sistisis, jika infeksi tidak terobati dengan benar atau secara penuh bakteri dapat melanjutkan perjalanan ke ginjal, infeksi di ginjal disebut pyelonephritis.

MANIFESTASI KLINIS
Sebenarnya tidak semua orang akan menunjukan gejala klinis ketika ada bakteri masuk ke dalam saluran kemih nya.
-          ‘Keinginan’ kencing lebih sering
-          Nyeri saat kencing
-          Perasaan terbakar di area uretra dan kandung kemih saat BAK
-          Manifestasi yang jarang terjadi, merasa tidak enak badan dan sangat lelah
-          Beberapa wanita akan merasakan tekanan yang tidak nyaman di atas tulang pubis, dan laki-laki merasa rektumnya seperti ‘penuh’
-          Jumlah urin yang dikeluarkan saat BAK sedikit
-          Urin akan terlihat keruh dan berawan
-          Sub-febris/low fever
-          Mengerang atau menggigil, atau keringat malam
-          Kelelahan dan tidak enak badan
-          Panas diatas 101 F (>38 C)
-          Pain di punggung, pinggang
-          Flushed, badan hangat, kulit memerah
-          Mual muntah
-          Nyeri perut parah
        Nb : Warna merah artinya infeksi telah menyerang ginjal

PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign (Inspeksi, palpasi, perkusi), Keadaan umum (tingkat kesadaran), Pembesaran organ, nyeri dan penyebaran nyeri, penglihatan, suhu tubuh, dll

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.   Clean catch urine dipstick may include:
      a.   Positive WBCs.
      b.   Positive RBCs.
      c.   Positive nitrates.
      d.   Positive Leukocyte esterase.
2.   Clean catch urine microscopy (when performed):
      a.    Greater than or equal to 5-10 WBCs/high power field (HPF).
      b.   Positive RBCs.
      c.   Positive bacteria.
3.   Pregnancy test = negative in non-contracepting women.
4.   Vaginitis/cervicitis screening, as appropriate.
5.         Urine C&S report positive for >100,000 organisms of the same species for clean catch specimen.

1.       Tes urin (urinalisis tes)
JENIS URINE
Urine sewaktu: urine yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan (sewaktu-waktu). Untuk pemeriksaan warna, kejernihan, bilirubin, pH
Urine pagi: urine yang dikeluarkan pd waktu pagi hari setelah bangun tidur. Untuk pemeriksaan: berat jenis, protein, sedimen

PENGAMBILAN URINE
WADAH
Bermulut lebar dan dapat ditutup rapat.Harus bersih dan kering. Wadah diberi label: nama, nomor dan tanggal

VOLUME
20 ml, kecuali untuk berat jenis = 50 ml
Harus segera diperiksa, jika ditunda simpan di lemari es (4oC), atau dalam termos es

WARNA URINE
Prinsip:
warna urine diuji pada ketebalan 7-10cm dengan cahaya tembus
Tujuan:
mengetahui warna urine
Persiapan:
Px dilarang makan/minum obat yang memberi warna urine: B-komplek, rifampisin, piramidon dll
Alat yang diperlukan: tabung reaksi
Cara pemeriksaan:
Isi tabung reaksi dengan urine ¾ nya. Dilihat dlm posisi miring dng penerangan matahari
Pelaporan:
Tidak berwarna, kuning muda, kuning kemerahan, putih susu. Nilai normal: kuning muda – kuning tua

KEJERNIHAN
Prinsip: memeriksa kejernihan urine secara langsung
Tujuan: menentukan apakah urine telah keruh pada saat dikeluarkan atau setelah didiamkan
Persiapan: pasien jangan terlalu banyak makan protein
Cara pemeriksaan:
Masukan urine kedlm tabung reaksi, ¾ nya. Dilihat dng latar belakang hitam, dengan sinar matahari. Dilihat kejernihanya, apakah ada kekeruhan
Pelaporan: jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Nilai normal: Tidak berwarna/jernih

PEMERIKSAAN BERAT JENIS URINE
Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer
Tujuan: mengetahui kepekatan urine
Alat yang diperlukan:
Urinometer
Gelas ukur 50 ml
Termometer 0o-50oc

Cara pemeriksaan:
Baca dan catat suhu tera yang tercantum pada alat urinometer, kemudian baca suhu kamar. Tuang urine ke gelas ukur 50 cc. Masukan urinometer kedlm gelas ukur, usahakan bebas terapung. Baca berat jenis setinggi miniskus bawah (3 angka dibelakang koma)

Perhitungan:
Jika suhu urinometer berbeda dengan suhu kamar, lakukan koreksi → perbedaan 3oC, suhu kamar melebihi sushu tera → berat jenis ditambah 0,001, dibawahnya dikurangi 0,001
Contoh: suhu tera 30oC, urine 33oC → urinometer 1,004 → berat jenis urine 1,004 + 0,001 = 1,005
Nilai normal: 1,003 – 1,030

PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN URINE
Prinsip: perubahan warna kertas lakmus dalam suasana keasaman tertentu
Tujuan: mengetahui pH urine
Alat yang dipakai: kertas lakmus merah – biru
Cara pemeriksaan:
Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine
Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadi
Pelaporan:
Urine asam: lakmus biru → merah
Urine basa: lakmus merah → biru
Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna

PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Prinsip: Berat jenis unsur organik – anorganik > BJ urine → dengan sentrifuge zat-zat tsb akan mengendap
Tujuan: menentukan unsur sedimen organik – anorganik dlm urine secara mikroskopis
Persiapan px: dilarang makan obat sulfa
Cara pemeriksaan:
Kocok urine dalam botol agar sedimen merata
. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 –15 cc → sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Tuang bagian atas urine → tinggal 0,5 – 1 cc → kocok kembali sedimen. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass → periksa dibawah mikroskop
Hasil yang mungkin ditemukan:
Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur, trikomonas, spermatozoa
Nilai normal:
Eritrosit: 0 – 1 / LP
Leukosit: 0 – 3 / LP
Lain lain:
+ : bila jumlahnya sedikit
++ : bila jumlahnya banyak
+++ : bila jumlahnya banyak sekali

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

Prinsip: terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisilat
Tujuan; menentukan adanya protein dalam urine
Alat yang diperlukan:
Tabung reaksi dan rak
Pipet

Cara pemeriksaan:
2 tabung reaksi A & B diisi urine 2cc
. Tabung A + 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % → goyang perlahan agar campur. Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung B

Hasil:
Negatif : tidak ada kekeruhan
Positif + : kekeruhan ringan tanpa butiran
Positif ++ : kekeruhan dengan butiran
Positif +++ : kekeruhan dengan kepingan
Positif ++++ : kekeruhan dengan gumpalan

PEMERIKSAAN BILIRUBINE URINE

Prinsip: oksidasi pigmen empedu oleh asam → biliverdin (hijau) atau bilisianin (biru) atau choletelin (ungu)
Tujuan; mengetahui adanya bilirubin dalam urine
Persiapan px; dilarang minum obat pyridin

Alat yang digunakan:
Corong kaca,
Kertas saring,
Tabung reaksi dan rak
Reagen:
Barium klorit 10 %
Reagen Fouchet

Cara pemeriksaan
Masukan urine dlm tabung reaksi 5cc + 5cc barium klorit 20 %
. Campur lalu saring dengan kertas saring. Kertas saring dengan endapan dikeringkan. Tetesi endapan dengan reagen fouchet 2-3 tetes. Perhatikan perubahan warna
Hasil:
Positif : ada warna hijau
Negatif : tidak ada warna hijau

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah
Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine
Persiapan px:
Dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu
Alat yang digunakan:

Tabung reaksi
Pipet
Lampu spiritus
Penjepit tabung
Reagen:
Fehling
Benedict

Cara pemeriksaan (Metode Benedict):
Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi
. Tambahkan urine 4 tetes. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih. Angkat tabung dan baca hasilnya

Hasil:
Negatif : tetap biru atau kehijauan
Positif +: hijau kekuningan keruh
Positif ++: kuning keruh
Positif +++: Jingga atau lumpur keruh
Positif ++++: Merah bata keruh

PEMERIKSAAN GALLI MAININI TEST
Prinsip: menemukan spermatozoa dlm urine katak jantan yg dirangsang oleh HCG urine
Tujuan: mengetahui kehamilan dng menggunakan katak jantan
Persiapan: katak jantan yg dipergunakan tidak boleh mengandung sperma → dng pipet diambil cairan di lubang pengeluaran → periksa mikroskop → jika ada sperma tidak boleh dipakai

Alat yg digunakan:
Spuit 5cc, Kaca obyek, Mikroskop
Cara pemeriksaan:
Urine 5cc disuntikan sc di perut 1 ½ cm didepan cloaca → lepas ditoples berisi air
1 jam kmdn → periksa urine katak, jika tdk ada sperma → periksa 1 jam lagi
Jika ada sperma GM (+), jika tidak GM (-)

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
Prinsip:
Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
Adanya HCG bebas dalam urine → antibodi akan dinetralkan → sehingga pengendapan tidak terjadi

Alat yg diperlukan:
Kaca obyek, pipet, pengaduk
Reagen:
Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)
Cara pemeriksaan:
1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek →aduk
. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca
Hasil
Positif: tidak ada penggumpalan
Negatif: ada penggumpalan

2.       Intravena pyelogram
Ketika pengobatan untuk bakteri tidak memberi hasil, dilakukan tes IV pyelogram dengan menggunakan X-ray . Hasilnya menunjukan keadaan dari saluran kemih, melihat apakah ada perubahan struktur pada saluran kencing yang menyebabkan gangguan.
3.       Sitoskopi, instrumen yang dibuat dari tuba dengan banyak lensa bercahaya, yang memungkinkan dokter untuk melihat dalam kandung kemih melalui uretra.
4.       Ultrasound exam
Untuk infeksi yang rekuren juga dilakukan Ultrasound exam, yang menunjukan pola organ internal.
USG, CT-Scan, Foto polos 

TERAPI
ISK dapat diterapi dengan antibakteri. Pemilihan obat dan lama pengobatan adalah tergantung dari hasil pemeriksaan urin yang menentukan jenis bakteri dan riwayat pasien. Tes sensitifias khususnya berguna bagi dokter untuk menentukan jenis obat. Jenis obat yag sering digunakan adalah jenis trimethoprim, sulfamethoxazole, amoxicillin, nitrofurantoin, dan ampicillin. Obat jenis Quinolon, terdapat 4 jenis yang dipakai dalam beberapa tahun terakhir yaitu ofloxacin, norfloxacin, ciprofloxaci, dan trovafloxin.
Seringkali ISK dapat sembuh 1-2 hari pengobatan jika infeksi tidak rumit (karena obstruksi atau kelainan lain). Namun, dokter tetap menyarankan pasien untuk tetap mengkonsumsi antibiotik hingga waktu yang disarankan untuk menghindari pengobatan yang tidak selesai dan infeksi yang berulang
-          Mycoplasma atau Chlamydia biasanya diatasi dengan tetracycline, trimethotprim, atau doxocycline.
-          Meminum banyak air dapat membantu pembersihan saluran urin dari bakteri
-          Mencegah kopi, alkohol, dan makanan pedas selama pengobatan. Berhenti merokok.

Wanita dengan ISK berulang yang sering (>3kali dalam setahun) :
-          Low dose antibiotik seperti TMP/SMZ ataunitrofurantoin setiap hari selama 6 bulan atau lebih. Jika diminum saat akan tidur, obat akan bertahan di kandung kemih lebih lama dan lebih efektif.
-          Single dose antibiotik setelah berhubungan seksual
-          Memakai short course (1-2 hari) dari antibiotik ketika simptom muncul

Dipstick (stick yang dapat mengetahui ketika infeksi muncul) bisa didapatkan tanpa resep, stick ini mendeteksi jika terbentuk nitrit ketika bakteri mengubah nitrat di urin menjadi nitrit. Tes ini dapat mendeteksi sekitar 90% ISK dengan urin pagi hari yang akan bermanfaat bagi pasien dengan ISK berulang. Pencegahan dapat dilakukan dengan :
-          Minum air yang banyak
-          BAK ketika merasa perlu, jangan ditahan
-          Membersihkan dengan menggosok dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra
-          Mandi shower setelah berendam
-          Bersihkan area genital sebelum berhubungan seksual
-          Hindari feminime hygiene sprays yang dapat mengiritasi uretra

Infeksi pada wanita hamil
-          Wanita hamil dgn ISK harus segera ditangani sebelum bakteri menginvasi janin dan faktor risiko pada tekanan darah. Beberapa antibiotik aman dikonsumsi saat hamil, dalam beberapa hal dokter juga harus mempertimbangan evektivitas, stadium kehamilan, kesehatan ibu, efeknya terhadap fetus

Complicated Infections
-          Sometime with surgery

Berdasarkan keparahan dan lokasi
1.       Mild Bladder and kidney infections
-          Untuk infeksi kandung kemih sederhana, pakai antibiotik selama 3 hari (wanita) atau 7-14 hari(pria), untuk infeksi kandung kemih dengan komplikasi atau penyulit seperti hamil dam DM, atau infeksi ringan ginjal, berikan antibiotik 7-14 hari
-          Penting untuk menghabiskan semua antibiotik, bahkan ketika merasa baik, jika tidak infeksi bisa kembali dengan keluhan lebih berat.
-          Kadang juga direkomendasikan penghilang rasa terbakar dan keinginan untuk BAK. Phenazopyridine hidroclorid adalah tipe obat paling umum.
2.       Infeksi ginjal yang lebih parah
-          Ab IV

Indikasi  Opname
1.       Tidak bisa makan obat oral (mual/muntah)
2.       Sakit parah (demam tinggi >39, dehidrasi, nyeri yg parah)
3.       Masalah komplikasi

PENCEGAHAN
-          Perbanyak minum
-          Jangan menahan kencing
-          Meningkatkan higien terutama saat BAK, BAB, dan berhubungan seksual
-          Vaksin
-          Mandi dan kebersihan diperhatikan
-          Pakaian (hindari celana yang ketat, pakailah pakaian katun dan gantilah paling tidak sekali sehari)
-          Hindari kopi, alkohol, rokok
-          Untuk pencegahan nasokomial sebagai dokter sebaiknya pastikan betul2 ketika pasien memang membutuhkan pemasangan kateter atau tidak, jangan dipasang bila tidak benar2 perlu

PROGNOSIS
Infeksi saluran kemih memang tidak nyaman, namun pengobatan biasanya berhasil, simptom dapat hilang selama 1-2 hari setelah pengobatan dimulai, jika terdapat infeksi ginjal juga, maka simptom akan hilang dalam waktu yang lebih lama.

KOMPLIKASI
-          Sepsis
-          Kerusakan ginjal (scarring)
-          Infeksi ginjal parahInfeksi Saluran Kemih (ISK)


1 comment:

  1. mantab sob, terimakasih banyak buat artikelnya...

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-kanker-payudara/

    ReplyDelete